Pages

Ads 468x60px

Sabtu, 05 September 2009

Cerita di balik gempa

Gempa bumi kemari mengingatkan aku terhadap peristiwa beberapa waktu yang lalu. Aku nggak begitu ingat persis kapan waktunya, tetapi yang jelas peristiwa ini kualami pada saat terjadi gempa bumi. Waktu itu aku bertiga pergi ke luar kota. O.., ya..., aku pergi bersama 2 orang temanku. Mancing di Tuntang, Salatiga. Berangkat pagi-pagi sekali dengan menggunakan mobil tua Colt T tahun 1979. Ya.., meski tua lumayan bisa buat pergi sama teman-teman daripada bingung di rumah.Setelah seharian mancing kami pulang dari Tuntang sekitar jam 18.30 sehabis Maghrib.

Kami pulang santai-santai saja, toh paling-paling nyampe rumah tinggal goreng ikannya trus makan malam. Semua hasil mancing sudah ku bersihkan di sungai kecil di sana. Bilas sebentar, goreng..trus makan...dan ngobrol sambil makan hasil pancingan. Sementara aku asyiik pegang kemudi, satu temanku rupanya sudah begitu kelelahan dan tak terdengar lagi nada kehidupannya. Tinggal aku berdua ma temanku jalan sambil ngobrol.

Sampai sebelum Ungaran, aku pinggirkan mobil karena tiba-tiba terasa mau "pipis". Karena cari tempat yang sepi, aku cari tempat berhenti agak jauh dari kampung. Lha..., pada saat aku sama teman ku ngumpet untuk buang air kecil itulah peristiwa ini terjadi. Sama sekali nggak pernah terpikir akan terjadi seperti ini. Siapapun juga nggak akan pernah menduga. ini semua karena kekuasaan Tuhan dan kekuasaan alam. Waktu itu baru beberapa saat setelah aku dan temanku yang ikut "ngumpet" saling memberitahu kalau terjadi gempa, tiba-tiba dari arah mobil terdengar teriakan "hantu.....hantu....hantu....." suara terdengar keras dan semakin lama semakin menjauh. Aku kaget, tetapi aka hafal kalau itu suara temanku yang masih tidur di mobil. Secepatnya aku mengejar kearah suara temanku. Tapi gila, suara itu sangat cepat hilang. Semakin jauh semakin jauh dan tidak terdengar lagi.
Apa boleh buat aku kembali ke mobil dan kucari temanku kearah suara tadi terdengar. Cukup jauh! Hampir 3 kilometer baru aku ketemu temanku di warung bensin pinggir jalan. Dia duduk bersandar di balok penyangga warung. Nafasnya ngos-ngosan, terlihat seperti orang yang mau pingsan. Matanya sedikit menyipit seperti orang mengantuk. Begitu melihatnya, aku langsung turun dari mobil untuk mendekatinya. Jangan-jangan dia kehabisan nafas dan.....?! Terdengar dengan pelan dia terus mengumpat! Kurangajar....! Kurangajar...! Barulah setelah naik ke mobil dia cerita bahwa dia terbangun karena mobilnya ada yang menggoyang-goyang dan tidak ada satu orangpun di dalam atau di luar mobil. Dia sangat ketakutan karena prasangkanya adalah hantu! Larilah dia seperti orang gila. Untung saja nggak habis nafasnya. Bisa jadi lebih runyam!

0 komentar:

Posting Komentar