Pages

Ads 468x60px

Senin, 26 Oktober 2009

Dahulu kala ayam jago bisa bicara

Ini bukan cerita bohong! Sungguh-sungguh terjadi dan hingga saat ini buntut dari kisah ini masih dapat kita dengar dan kita rasakan setiap harinya. Kalau kalian nggak percaya silahkan ikuti dulu kisahnya kemudian baru bisa kasih komentar.

Saat itu belum dikenal yang namanya dokter. Tidak seperti sekarang ini, hampir setiap gang ada saja dokter yang buka praktek. Dari dokter gigi hingga dokter hewan. Dari orang  hingga bebek-pun  kalau sakit nggak perlu kuwatir lagi. Dokter banyak, mantri suntik banyak, perawat banyak, bahkan dokter-dokter gadungan yang ahlipun ruar biasa banyaknya. Wong sekarang bakul-bakul dipinggir jalanpun sudah pada pinter kasih resep sama orang yang lagi sakit, kok.

Ya..., waktu itu semua hewan termasuk ayam jago masih pintar bicara. Ngobrol sama sapi, kerbau, anjing dan manusia itu pekerjaan sehari-hari mereka. Kalau orang kasih makanan basi..e... jangan tanya. Melebihi wanita bawel omelannya. Bunyinya nggak gok..gokk..petok...petokkk atau kuk..kukk..ru..yuk..! Nggak.. nggak! Kukuruyuk hanya mereka lakukan saat bangun tidur atau ketika mereka menang bertarung. Hu... kalau kalian bisa dengar sendiri seperti pada saat itu, aku tanggung kalian akan lari terbirit-birit dengar umpatannya.

Karena ayam jago terkenal dengan ocehanya yang menyakitkan, akhirnya timbul rasa sakit hati setiap orang. Mereka punya niatan untuk menghabisi setiap ayam jago. Akhirnya satu demi satu ayam jago terkapar tewas ditangan manusia. Kepala suku ayam. Sang jago yang ruar biasa besarnya, dan dijadikan sesepuh sekaligus pimpinan ayam, sangat prihatin melihat rasnya satu demi satu mati berkalang tanah. Karena beban pikiran yang sangat berat  dan berlarut-larut, sakitlah si kepala suku ayam. Mau tidak mau dia dibawa berobat kepada manusia yang tahu othak-athik daun dan akar untuk dibuat ramuan obat. Melihat Kepala suku datang dan minta berobat, giranglah manusia. "Ini dia yang selama ini di cari dan susah ditemukan. Akhirnya datang sendiri untuk menyetorkan nyawanya", seru manusia dalam hatinya.  Si kepala suku menyadari akan hal ini, tetapi dia sudah berserah diri. Benarlah, ketika si Kepala suku ayam ini di beri ramuan obat, dia tidak bertambah baik, malah bertambah kesakitan. Perutnya seakan mau pecah dan terasa panas sekali. Menyadari yang diberikan bukan obat tetapi racun yang sangat mematikan dan membuatnya kesakitan luar biasa, tercetuslah sumpah si ayam. Sambil mengerang dia berteriak menggelegar hingga seakan langit akan runtuh,"Hai... manusia.., terkutuklah engkau yang begitu jahat. Sama sekali bangsaku tidak pernah membunuh satupun bangsamu (ya, nggak bakalan mampu, ya ?!), tetapi tega-teganya engkau menghabisi seluruh bangsaku. Terkutuklah engkau dan aku bersumpah", si kepala suku masih melanjutkan  kutukannya sambil menggelepar, "Karena engkau tega menghabisi bangsaku, seumur semesta ini lihatlah, aku dan seluruh bangsaku yang telah kau bunuh akan tinggal di dalam perut kalian. Aku akan berteriak lantang setiap harinya apabila kalian terlambat memberi makan. Suaraku akan terdengar dari dalam perutmu dan akan kucocok perutmu hingga sesakit-sakitnya. Semakin terlambat maka akan semakin keras kucocok dan teriakkupun akan semakin kukeraskan. 

Manusia yang mengerumuninya terbelalak kaget dan menyesali kejadian itu. Semuanya sudah terlanjur. Esok paginya mereka semua kaget, karena baru kali itulah mereka mendengar suara ayam jago dalam perut mereka dan sakitnya semakin minta ampun begitu perut tidak cepat diisi. Kejadian ini jadi buah bibir di semua sudut bumi dan tidak akan berhenti hingga kiamat datang. 

Ya...Kutukan kepala suku ini hingga sekarang dapat kita rasakan. Kapoklah kita semua karena kejahatan kita manusia berakibat ke anak, cucu, cicit hingga cucunya cicit, cicitnya cicit hingga cicitnya cicitcicitnya...cicitcicitcicit cuat cuit....Nggak tahulah! Urutkan saja sendiri.

Makannya jadi manusia jangan jahat. Beginilah akibatnya !!!!

0 komentar:

Posting Komentar