Ya namanya saja anak kecil. Mesti harus dimaklumi. Tapi bagiku, pengalaman ini sungguh terasa kebangetan banget. Tapi anak kecil mana yang nggak takut kalau ada pencuri (maling) yang naik tempat tidur dan menerapkan kesaktianya di situ. Terus terang aku sampai gemetaran tidak karuan. Bahkan tempat tidur jadi ikut bergetar karena ketakutan tiada tara. Masih kelas dua SD saat ini terjadi.
Seperti biasa aku tidur bersama adikku yang masih duduk di TK. Ya, meskipun aku lima bersaudara, tapi kalau urusan tidur aku paling suka dengan adikku yang satu ini. Dia penurut, tidak pernah rewel, cepat tidur dan yang terutama: dia tidak mendengkur! Soalnya aku paling nggak bisa tidur kalau ada suara dengkuran. Apalagi dengkuran yang keras. Bisa-bisa aku nggak bisa tidur semalaman.
Sekitar jam 02.30 WIB (pagi) aku terbangun karena tempat tidurku bergoyang-goyang. Sialnya, kebetulan sekali aku aku tidak begitu saja bangun. Karena posisiku miring, aku cuman sedikit mengejapkan mata untuk melihat siapa yang naik tempat tidur atau mau turun. Mungkin dasar apes dan mata yang masih lengket, begitu aku mengejapkan mata, yang kulihat adalah kaki yang berdiri tepat di sebelahku. Sama sekali aku nggak sempat melihat wajahnya karena saking kagetnya. Deg....! Pasti pencuri, pikirku. Jantung langsung berdebar sangat kencang. Tiba-tiba saja ketakuatan yang tak terkendalikan menguasaiku. Pikiran meloncat-loncat tidak karuan. Ketakutan ku semakin memuncak karena suara lolongan anjing terdengar di kejauhan. Kata orang tua, kalau ada anjing melolong biasanya ada orang jahat atau orang mati. Matilah aku!!! Saking takutnya kutengkurapkan wajah ku di atas bantal. Sangat pelan karena kuwatir pencuri melihatku. Aku mencoba mengintip lewat sela-sela bantal. Aduh...! Kakinya masih tegak berdiri di sebelahku. Habis sudah sisa keberanian yang ada. Tiba-tiba seperti ada air yang diteteskan di bagian pantatku. Entahlah, karena saking takutnya, mungkin, dalam pikiranku aku membayangkan bahwa aku sedang di beri japa mantra oleh si pencuri. Tubuku benar-benar bergetar. Aku semakin bertambah takut. Aku cemas, jangan-jangan pencurinya tahu kalau aku dalam keadaan melek. Rasannya lebih baik pingsan saja saat itu. Setelah cukup lama menunggu akhirnya gerakan di tempat tidur sudah tidak ada lagi. Kuberanikan diri untuk melihat. Hah...., lega rasanya. Orang itu sudah tidak ada lagi di tempat tidur.
Berjingkat-jingkat aku turun dari tempat tidur. Bukan untuk mencari pencuri yang sudah tidak kelihatan. Mana aku berani! Aku sedang bersiap untuk lari ke kamar ayah ku. Begitu aku teriak Pak... mau pipis......!!!!! Aku langsung meloncat tunggang langgang ke arah kamar ayahku. Kutabrak pintunya yang tidak tertutup rapat dan aku langsung menceriterakan apa yang terjadi pada ayahku. Kami berdua membangunkan yang lain. Ada yang pegang sapu, ada yang pakai martil dan ada yang pegang besi. Kami buka seluruh ruang yang ada. Semua pintu di cek. Ternyata sama sekali tidak ada tanda-tanda orang masuk.
Esok harinya barulah semuanya menjadi jelas ketika adikku yang selalu tidur bersamakau mengatakan kalau semalam dia mau buang air kecil tapi dia kebingungan karena ragu mau membangunkanku untuk mengantarnya pipis. Aku hanya bisa mengatakan ; Sial! Benar-benar sial!!!!!!
Seperti biasa aku tidur bersama adikku yang masih duduk di TK. Ya, meskipun aku lima bersaudara, tapi kalau urusan tidur aku paling suka dengan adikku yang satu ini. Dia penurut, tidak pernah rewel, cepat tidur dan yang terutama: dia tidak mendengkur! Soalnya aku paling nggak bisa tidur kalau ada suara dengkuran. Apalagi dengkuran yang keras. Bisa-bisa aku nggak bisa tidur semalaman.
Sekitar jam 02.30 WIB (pagi) aku terbangun karena tempat tidurku bergoyang-goyang. Sialnya, kebetulan sekali aku aku tidak begitu saja bangun. Karena posisiku miring, aku cuman sedikit mengejapkan mata untuk melihat siapa yang naik tempat tidur atau mau turun. Mungkin dasar apes dan mata yang masih lengket, begitu aku mengejapkan mata, yang kulihat adalah kaki yang berdiri tepat di sebelahku. Sama sekali aku nggak sempat melihat wajahnya karena saking kagetnya. Deg....! Pasti pencuri, pikirku. Jantung langsung berdebar sangat kencang. Tiba-tiba saja ketakuatan yang tak terkendalikan menguasaiku. Pikiran meloncat-loncat tidak karuan. Ketakutan ku semakin memuncak karena suara lolongan anjing terdengar di kejauhan. Kata orang tua, kalau ada anjing melolong biasanya ada orang jahat atau orang mati. Matilah aku!!! Saking takutnya kutengkurapkan wajah ku di atas bantal. Sangat pelan karena kuwatir pencuri melihatku. Aku mencoba mengintip lewat sela-sela bantal. Aduh...! Kakinya masih tegak berdiri di sebelahku. Habis sudah sisa keberanian yang ada. Tiba-tiba seperti ada air yang diteteskan di bagian pantatku. Entahlah, karena saking takutnya, mungkin, dalam pikiranku aku membayangkan bahwa aku sedang di beri japa mantra oleh si pencuri. Tubuku benar-benar bergetar. Aku semakin bertambah takut. Aku cemas, jangan-jangan pencurinya tahu kalau aku dalam keadaan melek. Rasannya lebih baik pingsan saja saat itu. Setelah cukup lama menunggu akhirnya gerakan di tempat tidur sudah tidak ada lagi. Kuberanikan diri untuk melihat. Hah...., lega rasanya. Orang itu sudah tidak ada lagi di tempat tidur.
Berjingkat-jingkat aku turun dari tempat tidur. Bukan untuk mencari pencuri yang sudah tidak kelihatan. Mana aku berani! Aku sedang bersiap untuk lari ke kamar ayah ku. Begitu aku teriak Pak... mau pipis......!!!!! Aku langsung meloncat tunggang langgang ke arah kamar ayahku. Kutabrak pintunya yang tidak tertutup rapat dan aku langsung menceriterakan apa yang terjadi pada ayahku. Kami berdua membangunkan yang lain. Ada yang pegang sapu, ada yang pakai martil dan ada yang pegang besi. Kami buka seluruh ruang yang ada. Semua pintu di cek. Ternyata sama sekali tidak ada tanda-tanda orang masuk.
Esok harinya barulah semuanya menjadi jelas ketika adikku yang selalu tidur bersamakau mengatakan kalau semalam dia mau buang air kecil tapi dia kebingungan karena ragu mau membangunkanku untuk mengantarnya pipis. Aku hanya bisa mengatakan ; Sial! Benar-benar sial!!!!!!
0 komentar:
Posting Komentar